BRMP Sumatera Barat Lakukan Survey Efektivitas Sawah Pokok Murah di Pesisir Selatan
Pesisir Selatan, 7 November 2025 — BRMP Sumatera Barat melakukan kegiatan survei lapangan untuk menilai efektivitas penerapan Sawah Pokok Murah (SPM) di Kabupaten Pesisir Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada 6–7 November 2025 di Kecamatan IV Jurai dan Bayang, melibatkan 20 responden petani setempat.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Mardoni, Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan. Mardoni menyampaikan bahwa SPM telah memberikan dampak positif bagi peningkatan produktivitas padi di wilayahnya.
“Tahun lalu, program SPM di Pesisir Selatan cukup gencar dilaksanakan melalui kegiatan Sekolah Lapang (SL) dan MTOT. Hasilnya luar biasa, beberapa lokasi mampu mencapai produktivitas hingga 11 ton per hektare, jauh di atas rata-rata produksi daerah yang berkisar 5–5,2 ton per hektar. Rata-rata produksi dari lahan SPM sendiri mencapai 7,2 hingga 7,8 ton per hektar” jelas Mardoni.
Penyuluh di setiap WKPP telah membuat demplot SPM seluas 39 hektar sebagai bentuk penerapan nyata di lapangan, tambahnya. Ke depan, dia berharap program SPM terus berlanjut karena terbukti meningkatkan semangat petani dan hasil produksi.
Sementara itu, Rifda Roswita dari Tim BRMP Sumatera Barat menjelaskan bahwa kegiatan survei ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan SPM dari berbagai aspek.
“Kami melakukan wawancara mendalam dengan para petani untuk mengetahui cara bertani, kesesuaian teknologi dengan adat budaya setempat, serta aspek ekonomi seperti biaya usaha tani. Harapannya, hasil riset ini dapat menjadi bahan evaluasi dan rekomendasi kebijakan dalam mendukung swasembada pangan di Sumatera Barat,” ungkap Rifda.
Menurut Khairul Effendi, Koordinator BPP Bayang, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk melihat sejauh mana dampak kegiatan SPM terhadap peningkatan produktivitas petani di lapangan. Ia menyampaikan apresiasi kepada Tim BRMP dan Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan atas kerja sama yang baik dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Survei dilaksanakan dengan metode wawancara mendalam, melibatkan 20 responden petani yang telah menerapkan SPM di dua kecamatan, serta didampingi oleh penyuluh pertanian fungsional Erna Yenti.
Diharapkan hasil kajian ini mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang potensi, kendala, dan peluang pengembangan SPM di Pesisir Selatan, sehingga dapat menjadi model keberhasilan dalam mendukung percepatan Swasembada Pangan Sumatera Barat.