Dampak Banjir, Lahan Sawah Rusak hingga Gagal Panen di Kabupaten Solok dan Kota Solok
Solok (2/12). PJ dan Tim LO Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sumatera Barat bersama Dinas Pertanian Kabupaten Solok dan Dinas Pertanian Kota Solok melaksanakan kegiatan pendampingan dan monitoring dalam upaya mendukung swasembada pangan nasional pascabencana banjir yang melanda wilayah Solok pada akhir November 2025.
Bencana banjir tersebut disebabkan oleh anomali atmosfer akibat Siklon Senyar di Selat Malaka yang menimbulkan hujan dengan intensitas tinggi secara terus-menerus sejak 23 November hingga 27 November 2025. Akibatnya, lahan pertanian di Kota Solok dan Kabupaten Solok terendam air dan tertutup material lumpur, pasir, serta batu.
Kegiatan pendampingan lapangan ini dilaksanakan di wilayah yang terdampak di Kabupaten Solok seperti Kubung, X Koto Singkarak dan Junjung Sirih serta di Kota Solok meliputi Kelurahan KTK, Tanah Garam, Aro IV Korong, dan IX Korong.
Dalam kegiatan pendampingan dan monitoring ini, Tim LO BRMP Sumatera Barat bersama Dinas Pertanian Kabupaten Solok dan Dinas Pertanian Kota Solok melakukan identifikasi dan verifikasi kerusakan lahan pertanian, pemetaan ulang jadwal tanam, serta koordinasi lintas sektor untuk mempercepat pompanisasi dan rehabilitasi saluran irigasi.
Berdasarkan hasil monitoring, diketahui bahwa luas sawah yang terdampak di Kota Solok mencapai 107,9 hektar, dengan 54,35 hektare mengalami gagal panen (puso) dan 53,55 hektare mengalami rusak ringan–sedang. Sehingga menyebabkan total kerugian sektor pertanian yang ditaksir dapat mencapai Rp 2,59 miliar. Sementara itu, total lahan yang terdampak di Kabupaten Solok mencapai 1.920 hektar, dengan 367 hektar mengalami puso dan 1.394 meter jaringan irigasi rusak.
Tim BRMP Sumatera Barat menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi yang ada dan berharap bahwa kondisi ini segera pulih dan membaik. Kegiatan pendampingan ini merupakan bagian dari langkah cepat untuk menjaga keberlanjutan produksi pangan dan memastikan petani terdampak mendapat dukungan teknis dan sarana produksi agar bisa segera melakukan tanam ulang. Percepatan LTT dan operasi lahan pascabencana sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan daerah.
Melalui sinergi antara BRMP Sumatera Barat, Dinas Pertanian Kabupaten dan Kota Solok, Penyuluh, POPT serta kelompok tani di lapangan diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor pertanian dan memastikan target tanam musim 2025/2026 tetap tercapai.
Kegiatan pendampingan dan monitoring ini menjadi wujud komitmen BRMP Sumatera Barat dalam memulihkan produktivitas pertanian serta memperkuat ketahanan pangan di wilayah terdampak bencana yang sejalan dengan upaya nasional mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan.